Alan Hakim, Asnawi, Dwi Astuti, Dwi Yoga, Erna Meilani, Gatot Pudjiono, Hartono, Herman Masri, Herman Susanto, Martha Retno Dewi Sasanti, Mira Ghalia, Muhammad Isa, Murdianah, Nadrah Djabir, Paiman, Rochimah, Siti Komariah, Soehardjono Sastromihardjo, Sudibjo, Sumaryanto, Timbul Hamonangan Simanjuntak
Home About Us Gathering TourInfo SehatArchive Miscellaneous

Tentang Optelin VI

Pada tahun 70an menelpon keluar negeri bukanlah perkara mudah. Belum ada yang namanya putar sendiri dan langsung tersambung ke nomor tujuan di luar negeri  seperti sekarang, apalagi telepon genggam, waktu itu belum ada. Saat itu bila seseorang ingin menelpon ke luar negeri harus menghubungi PT Telkom yang masih bernama Perumtel melalui unit kerjanya yang bernama International Switching Center  (ISC) dengan cara menelpon ke nomor 101 atau datang ke KBU (Kamar Bicara Umum). Para operatornya disebut Optelin (Operator telepon internasional) terdiri dari angkatan-angkatan, dengan sebutan Optelin-I (maksudnya Optelin angkatan pertama), Optelin-II, Optelin-III dan seterusnya. ISC berkantor di lantai 4 gedung yang dulu dikenal sebagai sentral telepon gambir di jalan Merdeka Selatan. 
Kami adalah ex Optelin-VI, yang masuk bergabung dangan ISC pada tahun 1974. Dibandingkan dengan angkatan lain barangkali kami memiliki perlakuan dan pengalaman yang unik. Kami terdiri dari 12 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Setelah menempuh pendidikan selama 3 bulan kami diterjunkan bekerja sebagai operator. Kantor ISC buka 24 jam dan operator pria umumnya dipekerjakan pada malam hari dari jam 19:00 sampai jam 7:00 keesokan harinya. Operator wanita berdinas dari jam 07:00 sampai dengan 13:00 kemudian digantikan dengan shift berikutnya dari jam 13:00 sampai jam 19:00. 
Orang bilang "lain teori lain praktek". Di kantor kami mendapat "pendidikan" lain dari para senior melakukan kecurangan yang berakibat beberapa teman kami terpaksa diberhentikan dari ISC. Sebenarnya hampir kami semua melakukan praktek itu dalam skala yang berbeda namun nasib sial menimpa beberapa teman kami tadi.

---- dalam pengerjaan --- under construction ---

Sudah sering Optelin VI mengadakan kumpul2 atau temu kangen baik di Jakarta maupun di luar kota. Pernah ke Semarang dan lanjut ke Surabaya. Waktu itu disesuaikan waktunya dengan undangan resepsi pernikahan putera(i) Paiman di Semarang dan peresmian hotel Global Inn milik Gatot Pudjiono di Surabaya. 

Pertemuan di luar kota paling akhir adalah ke Denpasar Bali. Yang perlu dicatat tentang kepergian kita ke Bali adalah bahwa saat itu di antara pesertanya masih ada teman kita, Atmawati. Beberapa waktu yang lalu beliau meninggal dunia, meninggalkan kita semua 'Gang' Optelin Vi yang sebelumnya telah pula ditinggalkan oleh sahabat kita Bambang Tri, Eva Latifa dan Tika. Sebenarnya ketidaklengkapan anggota Optelin VI bukan hanya dikarenakan meninggalnya mereka akan tetapi ada juga yang berstatus 'anak hilang' karena tidak ditemukan jejaknya semenjak kita diceraiberaikan oleh Telkom pada tahun 1976. Ada Wido Santoso, Hari Wibowo, Kusna, Sri Meimurni, Soehardjono, Jusnibar, Murniati Hareva, Sukri dll.
Pada salah satu pertemuan, di rumah Monang kalau tidak salah, Jusnibar hadir atas upaya Santi, tapi mungkin tidak merasa 'tune-in' karena memang kebersamaan kita bersama dia tidak cukup lama, semenjak itu beliau tidak pernah muncul lagi.
Djono adalah 'story maker'. Pada waktu kita disebar ke seluruh Indonesia tahun 1976, beliau mendapat 'jatah' Pekan Baru bersama Isa. Tidak menunggu lama, begitu merasa tidak nyaman dan sepertinya tidak menjanjikan (masa depan) apa2 beliau langsung memutuskan kembali ke Jakarta (escape).

Singkat cerita, pertengahan tahun 2012, terdengar kabar bahwa salah seorang anak hilang, Soehardjono diangkat pemerintah menjadi Dubes RI di Kamboja. 










Pada tanggal 21 Maret 2013 berangkatlah kami, rombongan Opteiin VI  menumpang pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8234 dengan tujuan Ho Chi Minh City untuk nantinya perjalanan dilanjutkan menuju Phnom Penh Kamboja melalui darat. Rombongan terdiri dari 12 orang yaitu: 
Alan
Asnawi
Dwi
Gatot
Ima
Isa
Mira
Monang 
Santi 
Siti Komariah
Tono &
Yanto




Pada tanggal 26 Maret 2013 berangkatlah kami pulang ke tanah air, perjalanan dimulai dengan menumpang bus umum dari Phnom Penh ke Ho Chi Minh City/Saigon ya nantinya dilanjutkan dengan   menumpang pesawat Air Asia nomor penerbangan QZ 8235 dengan tujuan CGK. 

No comments: